Keduanyasama-sama dijanjikan pahala yang luar biasa. Jika pun "dicurigai" ada niatan tidak ikhlas atau riya' (pamer), tentu saja ia tidak bisa dinilai demikian. Sebab, ikhlas atau riya' adalah soal niat dalam hati, yang tentu saja hanya Allah swt yang lebih tahu. "Jika kamu menampakkan sedekah (mu), maka itu adalah baik sekali. Tangan kanan memberi, tangan kiri tidak boleh tahu" kalimat ini menduduki peringkat ke 2 dalam kategori "alasan terbaik untuk tidak bersedekah" dalam kamus saya setelah alasan "biar dikit yang Kedua jika sedekah itu untuk seseorang, lebih utama sembunyi. Seseorang akan mendapat perlindungan Allah pada hari kiamat karena bersedekah diam-diam sehingga tangan kiri tidak tahu apa yang diberikan tangan kanan (HR Bukhari). Namun, jika mampu menjaga hati, sedekah terbuka tetap dianjurkan (QS. 93: 11). SEBAIKbaiknya sedekah adalah dengan cara sembunyi -tidak diketahui- oleh orang lain. Hingga tangan kiri tidak tahu apa yang diberikan oleh tangan kanan. Hal ini dilakukan untuk menghindari diri dari sifat ujub -riya'-. Hanya berharap ganjaran dari Allah Subhanahu wa ta'ala. Jadiungkapan, "tangan kanan memberi jangan diketahui tangan kiri" menyatakan kerahasiaan sedekah kita. Seperti yang diungkapkan ayat 4, "Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi.." Dalam kanon Yahudi dikatakan, "memberi hadiah kepada temah karena kasih, membuatnya diketahui. Tetapi jika itu untuk sedekah tidak perlu HddA. ”Jika kalian menampakkan sedekah maka hal itu baik sekali. Dan jika kalian menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir maka hal itu lebih baik bagi kalian…” QS. Al-Baqarah 271 Sahabat pernahkah terpikir apa maksudnya sedekah tanpa diketahui oleh tangan kiri? Ya, tentu saja hal ini terkait dengan melakukan amalan sedekah secara diam-diam. Sesuai namanya, sedekah seperti ini sunyi senyap’, tak memperoleh ucapan terimakasih, apalagi liputan media. Karena jangankan orang lain… Bahkan tangan kirinya sendiri pun tak mengetahui sedekah yang diberikan oleh tangan kanannya tersebut. Beberapa kisah para ulama berikut ini bisa kita teladani sebagai wujud nyata bersedekah tanpa diketahui oleh tangan kiri. Kisah pertama, sedekah yang dilakukan oleh Ali Zainal Abidin bin Husein bin Ali bin Abi Thalib. Tidak pernah ada yang mengetahui siapakah yang selalu memberi sedekah berupa karung berisi tepung untuk penduduk dhuafa kota Madinah di malam hari. Setiap Shubuh tiba, para penduduk tersebut sudah menemukan sekarung tepung di depan pintu rumah mereka, dan hal ini terjadi tidak hanya sehari dua hari saja, melainkan selama bertahun-tahun. Lalu bagaimana kisah ini bisa sampai kepada kita sekarang? Sehingga kita mengetahui siapa yang melakukan sedekah rahasia tersebut? Ya, karena semua sedekah rahasia tersebut berhenti di hari kematian beliau. Dan betapa mengejutkan ketika orang yang memandikan jenazah beliau mendapati bekas kehitaman di punggungnya, tanda yang muncul akibat bertahun-tahun memanggul sendiri karung-karung tepung untuk dibagikan kepada kaum dhuafa. Awalnya tak ada yang mengetahui mengapa bekas kehitaman itu tampak di punggung beliau. Keluarga beliau pun tak paham bekas apa itu. Namun, pembantu beliau yang memang pernah memergokinya sedang memikul karung tepunglah yang memberitahukan. Hingga terang-benderang siapa pemberi sedekah rahasia untuk penduduk selama ini. Maasya Allah. Itulah sedekah yang dilakukan oleh keturunan Rasulullah shallallahu alaihi wassalam. Sedekah yang amat jauh dari riya’ apalagi pencitraan. Kisah kedua, sedekah yang dilakukan oleh Abu Amru bin Nujaid Seorang ulama hadits dan ahli zuhud, Abu Amru bin Nujaid, memberikan bantuan sebesar 1000 dinar kepada Abu Utsman Al Hirri yang saat itu bertanggungjawab terhadap krisis yang sedang terjadi di negeri Naisabur Khurasan. Esok harinya, dengan gembira Abu Utsman mengundang Abu Amru untuk duduk di sebuah majelis yang dihadiri banyak orang. Pada kesempatan itu, Abu Utsman mengungkapkan terimakasih yang mendalam atas bantuan 1000 dinar dari Abu Amru. Namun tanpa diduga, tiba-tiba Abu Amru berdiri di hadapan hadirin dan menyampaikan, ”Sesungguhnya harta yang saya berikan adalah harta ibu saya dan ternyata beliau tidak ridha, maka mestinya harta tersebut dikembalikan kepada saya untuk saya kembalikan kepada beliau.” Ucapan ini membuat semua yang datang ke majelis tersebut kaget, apalagi Abu Utsman. Sama sekali tak disangkanya Abu Amru akan meminta kembali sedekah yang telah diberikannya. Mau tak mau, ia pun mengembalikan 1000 dinar tersebut. Hadirin bubar dengan kekecewaan besar terhadap ulama yang membatalkan sedekahnya itu. Begitu malam tiba, Abu Amru mendatangi lagi Abu Utsman dengan memberi kembali 1000 dinar itu sambil mengatakan, ”Anda bisa memanfaatkan harta ini untuk keperluan seperti kemarin, dan tidak ada yang tahu akan hal ini kecuali kita.” Maasya Allah. Sahabat, sesungguhnya sedekah seperti itulah yang in syaa Allah akan membuat pelakunya mendapati naungan istimewa Allah pada hari kiamat kelak. “Ada tujuh kelompok orang yang akan mendapatkan naungan rahmat Allah di hari kiamat di mana tiada tempat bernaung selain naungan Allah, di antaranya adalah “Lelaki yang bersedekah kemudian dirahasiakannya sampai-sampai tangan kirinya tidak megetahui apa yang diinfakkan tangan kanannya.” HR. Muslim Maka, meskipun sedekah secara terang-terangan tidak Allah larang, namun sangat dahsyat jika kita juga memiliki sedekah sembunyi-sembunyi yang bahkan tidak diketahui oleh tangan kiri sendiri. Siapkah kita mengamalkannya? SH Baca Juga Menyesali Sedekah Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Yang Viral Yang MenginspirasiAamir Khan bersedekah tepung kepada warga miskin di Delhi. Kawasan yang terdampak parah wabah Corona di Aamir Khan menuai banyak pujian. Dari seluruh penjuru dunia. Isi bantuan dari Aamir Khan hanya 1 kg tepung saja. Tapi...'Tapi'-nya ada pertama, bantuannya sebanyak 1 truk. Tapi kedua, dalam kemasan tepung seberat 1 kg itu terdapat uang yang jika dikonversikan ke mata uang kita sekitar 3 juta rupiah. Tapi yang ketiga, ternyata Aamir Khan membantah berita yang sudah terlanjur viral itu. Dia merasa tidak melakukan sedekah itu. Menurutnya, bisa jadi berita bagi-bagi tepung itu hanya cerita karangan. Bisa jadi juga itu adalah aksi seorang dermawan yang tidak ingin diketahui itu benar atau tidak, di hari hari berikutnya, sedekah dengan model "Kemasan Biasa, Isi Luar Biasa" itu ditiru oleh banyak orang. Terutama oleh orang-orang yang punya pengaruh, Youtuber seorang oknum Youtuber yang nge-prank transpuan. Katanya kardus berisi makanan tapi ternyata sampah. Sudah lah ya. Itu tidak kita Happiness 1 2 3 4 5 6 Video Pilihan Oleh Deddy PanjaitanTeks Matius 61-4“Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu Sesungguhnya mereka sudah mendapat jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”PendahuluanBersedekah itu kebajikan. Itu perbuatan yang mulia sekali. Setiap sedekah yang dilakukan mendapat pujian dari Tuhan. Bahkan mendapat upah dari Bapa itu banyak orang yang berlomba-lomba bersedekah. Demi mengejar upah atau pahala. Berapa pahala yang didapat dari bersedekah?Tidak tahu. Boleh jadi itu tergantung berapa banyak sedekah yang tergantung juga berapa banyak orang yang telah mungkin saja ada yang berpandangan demikian. Bersedekah untuk pahala. Salahkan hal itu?Bagaimana bersedekah yang alkitabiah? Yesus memberikan jawaban sebagai penuntun bersedekah yang memberikan petunjuk dalam Khotbah diatas bukit. Dituliskan di Matius 61-4.“Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga..”Disebut, “ Jangan melakukan kewajiban agama dihadapan orang supaya dilihat mereka..”Kita coba lihat terjemahan lain mengenai kata “kewajiban agama,” untuk mendapat pengertian yang lebih baik..Terjemahan NIV mengatakan, “Berhati-hatilah untuk tidak mempraktikkan kebenaran mu di depan orang lain supaya dilihat oleh mereka…”Sementara KJV mengatakan, “Perhatikan, jangan kamu bersedekah dihadapan orang untuk dilihat oleh mereka.”Di Bahasa asli Yunani, kata yang digunakan adalah “δικαιούνη,n dikaiosuné {dik-ah-yos-oo’-nay}” 1 Memiliki beberapa pengertian1 dalam arti luas keadaan dirinya yang sebagaimana mestinya, kebenaran, kondisi berterima kepada Allah1a doktrin tentang cara manusia untuk mencapai perkenaan Tuhan1b integritas, kebajikan, kemurnian dari hidup, kebenaran, berpikir dan merasa dengan benar dan bertindak2 dalam arti yang lebih sempit, keadilan atau kebajikan yang memberi masing-masing kewajibanDari beberapa bagian terjemahan diatas, kita bisa mengambil poinya dari kata kita ingin berkenaan dan berterima dihadapan Tuhan, kita dapat melakukan kebajikan, melakukan kebenaran, melakukan ajaran satunya dengan memberi sedekah kepada orang yang sedekah kepada orang miskin merupakan kewajiban agama. Disebut kewajiban karena itu perintah segala sesuatu yang bentuknya perintah adalah kewajiban. Artinya wajib di tidak dilakukan menjadi berdosa. Barangkali itu sebabnya TIB menggunakan kata kewajiban memberi sedekah ini kita bisa baca di Ul 157-8, 10-11“Jika sekiranya ada di antaramu seorang miskin, salah seorang saudaramu di dalam salah satu tempatmu, di negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, maka janganlah engkau menegarkan hati ataupun menggenggam tangan terhadap saudaramu yang miskin itu,tetapi engkau harus membuka tangan lebar-lebar baginya dan memberi pinjaman kepadanya dengan limpahnya, cukup untuk keperluannya, seberapa ia harus memberi kepadanya dengan limpahnya dan janganlah hatimu berdukacita, apabila engkau memberi kepadanya, sebab oleh karena hal itulah TUHAN, Allahmu, akan memberkati engkau dalam segala pekerjaanmu dan dalam segala orang-orang miskin tidak hentinya akan ada di dalam negeri itu; itulah sebabnya aku memberi perintah kepadamu, demikian Haruslah engkau membuka tangan lebar-lebar bagi saudaramu, yang tertindas dan yang miskin di negerimu.”Tuhan sahabat orang miskin dan orang kayaJadi perintah Tuhan adalah memberi kepada orang miskin dengan limpah, dengan yang memperhatikan orang miskin berkenaan kepada tidak senang orang-orang miskin diabaikan. Apalagi ditindas. Tuhan tegas berada disamping mereka.“Janganlah engkau memperkosa hak orang miskin di antaramu dalam perkaranya.” Kel 236“Jika ia seorang miskin, janganlah engkau tidur dengan barang gadaiannya..” Ul 2412Tuhan juga sayang kepada orang kaya. Yang memperhatikan orang miskin. Orang kaya adalah mitra Tuhan untuk memelihara hidup orang sebabnya Tuhan sediakan janji berkat kelimpahan kepada mereka yang memperhatikan orang-orang miskin supaya mereka dapat terus memelihara orang itu orang-orang mampu tidak boleh lelah dan berhenti memperhatikan orang-orang kembali kepada teks utama kita, Matius 6 bersedekahKita diingatkan untuk tidak melakukan kewajiban agama yaitu sedekah dihadapan orang lain supaya dilihat..Perhatikan baik-baik..Ditempat yang pertama, Tuhan memerintahkan untuk bersedekah atau memberi kepada orang kedua ketika memberi sedekah tidak boleh di depan orang kenapa tidak boleh didepan orang lain? Untuk memahaminya perhatikan kata “supaya dilihat mereka..”Kata “supaya dilihat mereka..” itu bicara tentang motif dalam memberi. Yang dimaksud disini memberi dengan motif untuk mendapat kepada orang-orang bahwa saya orang yang dia akan mendapat pujian dan pengakuan kalau dia orang yang baik. Tetapi ini pengakuan ternyata orang-orang yang memberi sedekah dengan maksud supaya mendapat pujian adalah kebiasaan orang disebut di ayat 2.“Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang.”Siapa itu orang munafik yang memberi dengan motif untuk mendapat pujian?Orang yang berpura-pura. Pura-pura setia, pura-pura baik. Tetapi dihatinya tidak demikian. Disebut juga orang bermuka dua.“Munafik” diambil dari “pemain panggung,” mereka bertindak sebagai orang lain, atau berbicara bukan sentimen mereka sendiri, tetapi sentimen orang PB munafik secara umum dikenal dengan, “menyembunyikan” atau menyembunyikan perasaan mereka yang sebenarnya, dan menganggap atau mengungkapkan perasaan lain selain perasaan mereka sendiri. 2cth dia bukan orang yang dermawan. Tetapi supaya kelihatan baik dia akan memberi dengan catatan diketahui orang banyakTujuannya untuk pamer, mendapatkan tepuk tangan, dengan mengenakan penampilan sebabnya Yesus katakan ketika memberi sedekah jangan seperti orang munafik dengan mencanangkan canang.Bahasa aslinya katakan, “bunyikan terompet”Sedekah jangan dipamerkanAda dua interpretasi tentang ini. Diceritakan bahwa orang-orang Farisi benar-benar mempunyai terompet yang ditiup untuk memanggil orang-orang miskin dilingkungan mereka bahwa mereka akan memberikan sedekah. 3Dan bunyi itu akan kedengaran dan banyak orang tau kalau dia sedang memberi kedua ada yang mengatakan terompet itu adalah sejenis kotak tempat sedekah, dan ketika uang sedekah dimasukkan kedalam kotak berbentuk itu akan bunyi berdenting dan sipemberi itu akan mendengar dentingan uang itu sebagai musik yang manis dan dia akan bangga. 4Para sarjana mengatakan kalau praktek itu tidak ditemukan dalam literature Yahudi, dan praktek itu tidak mungkin dilakukan di mencanangkan atau membunyikan terompet ketika bersedekah lebih kepada makna kalau kita memberi tidak usah memberi tidak boleh untuk mendapat pujian dan pengakuan dari orang bahwa ada orang-orang yang motifnya untuk mendapat pujian jaman Yesus, terbukti dengan mereka melakukan sedekah itu ditempat-tempat dimana perbuatan mereka akan disaksikan orang banyak. Tempat itu seperti dirumah-rumah tempat orang berkumpul dalam jumlah besar. Maka bagi orang munafik tempat ini sangat juga mencari tempat diluar ruangan yaitu di gang-gang jalan. Kenapa bukan dijalan besar?Jalan besar kemungkinan mereka dilihat orang kecil dan orang miskin biasanya ada di gang-gang sebabnya pilihan utama di gang-gang karena disana banyak orang lalu juga dekat dengan pemukiman, maka kemungkinan perbuatan sedekah mereka dilihat orang lain jauh lebih mengatakan mereka yang membunyikan perbuatan sedekah mereka supaya dilihat orang sebagai orang yang berpura-pura murah hati, perbuatan itu hanya untuk menutupi kelemahan mereka. Untuk menyembunyikan tabiat mereka yang farisiDalam Lukas 121 Yesus berbicara tentang ragi kemunafikan orang Yesus mulai mengajar, pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya “Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi.”Lebih lanjut di Matius 233-5, 23, 25“..tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat..”Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan orang-orang munafik yang salah satu contohnya orang farisi. Mereka melakukan tindakan kebajikan motifasinya hanyalah untuk mendapat pujian dan menutupi tabiat mereka yang untuk mendapat pengakuan dari manusia kalau mereka orang yang tindakan itu murni hanya untuk mencari popularitas, pencitraan. Pemberian mereka tidak dilandasi kasih dan belas sebabnya Yesus mengajarkan, motivasi dalam memberi harus benar. Memberi harus dilandasi dengan kasih dan belas orang mengeksploitasi kemiskinan orang lain. Dengan membunyikan pemberian mereka. Kalau jaman dulu di rumah ibadah, di gang di media maaf saya tidak sedang mengomentari orang-orang yang memberi sumbangan kemudian penerima sumbangan difoto dan di mungkin pernah beberapa kali di jepret ketika memberi sumbangan lalu di upload di media saya kurang nyaman, walau saya juga tersenyum menatap kamera..Mungkin ada yang bertanya dalam hati, salahkah itu? kasih sumbangan sembako lalu difoto dan diupload?Salah atau tidaknya biarlah Tuhan yang menjadi hakim kita. Yang pasti kembali kepada motifasi dalam yang menjadi motif kita? Saya tau ada banyak juga yang melakukannya untuk memberikan inspirasi kepada orang Tuhan yang menjadi hakim diantara kita..Kembali kepada sedekahYesus mengajarkan prinsip memberi yang benar..prinsip itu kebalikan dari ayat 1 dan 2. Diterangkan dalam bentuk kiasan.“Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” Matius 6 dengan cara memberi orang munafik. Orang benar memberi secara tangan kanan memberi, tangan kiri tidak boleh maksudnya?Pemberian sedekah itu harus disembunyikan bahkan dari saudara terdekat jadi ketika mereka tahu, akan menghalangi kita untuk melakukan kebajikan kepada orang jauh kita harus sembunyikan hal itu sejauh mungkin dari diri kita sendiri, tanpa perlu memikirkan mereka. 5Jadi ungkapan, “tangan kanan memberi jangan diketahui tangan kiri” menyatakan kerahasiaan sedekah kita. Seperti yang diungkapkan ayat 4,“Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi..”Dalam kanon Yahudi dikatakan, “memberi hadiah kepada temah karena kasih, membuatnya diketahui. Tetapi jika itu untuk sedekah tidak perlu diketahui.” 6Upah sedekahMereka yang memberi sedekah dengan motif pamer dan pencitraan. Demi mendapat pujian. Akan mendapat upah tapi bukan dari Bapa mereka yang memberi dengan motif yang benar. Bukan untuk mendapat pujian. Akan mendapat upah dari Bapa di penggunaan kata untuk kedua pemberi diatas sama-sama mengunakan kata dalam Bahasa aslinya, penggunaan kata upah, baik untuk pemberi munafik dan pemberi yang benar menggunakan kata yang pemberi munafik digunakan kata misthos. Sementara kepada pemberi yang benar digunakan kata misthos artinya upah, bayaran, sewa. Kata ini digunakan misalnya menyatakan sesuatu pekerjaan yang sudah selesai kita kerjakan kemudian dapat semacam transaksi jual beli. Membeli pujian dengan sedekah..Kemudian misthos atau upah digunakan sebagai hasil alami dari dari kerja keras atau usaha keras yang sudah dilakukan. Kemudian dapat upah atau munafik dapat upahnya. Upahnya adalah tepuk tangan. Pujian dari manusia. Dan itulah yang mereka cari. Dan mereka sebabnya Tuhan tidak memiliki upah lagi yang bisa diberikan kepada mereka, baik hari ini maupun untuk upah akhir pada dunia yang akan sudah mendapatkannya di dunia ini dari tidak mencari kehormatan Tuhan, melainkan penghormatan dari manusia, dimana semua itu untuk kebanggan diri dan kepentingan diri yang munafik sangat mengharapkan dihargai dan dipuji, disanjung sebagai orang baik oleh itulah mereka memberi dihadapan banyak orang dengan motif untuk pujian bagi diri yang benarPemberi yang benar tidak mencari pujian. Karena itu mereka memberi secara mereka tidak perlu dipamerkan. Prinsipnya biarlah Tuhan saja yang sebabnya kata yang digunakan adalah apodidōmi artinya memberi, tidak ada unsur memberi sebagai transaksi. Tidak ada motif untuk mendapat pujian atau pencitraan. Memberi dengan kasih 5 alasan mengapa harus memberi dengan tersembunyi?1. Untuk menjamin kemurnian motif di hati si pemberi dengan menghilangkan godaan untuk Untuk melindungi dan menghormati privasi penerima, privasi yang sangat diperlukan untuk pemulihan dan Untuk melindungi dermawan dari tersebarnya panggilan atas kemurahan Untuk memberikan dasar yang mulia dalam mengembangkan kasih yang sejati dan persahabatan antara penolong dan orang yang Untuk menghormati perintah khusus Kristus ini; dan, bagi orang Kristen, ini yang paling mematuhi perintah KristusKonsekuensi tragis dari kegagalan untuk mematuhi prinsip kerahasiaan ini sekarang terlihat jelas pada skala nasional di mana bantuan terhadap orang-orang miskin telah merendahkan martabat jutaan harus berdiri berbaris, membuka rahasia jiwa mereka yang akhirnya tenggelam dalam kemiskinan permanen dan profesional dan sepenuhnya meninggalkan harga diri, kemandirian, dan tanggung pemerintah pun dapat melanggar perintah Kristus dalam urusan kesejahteraan manusia, sehingga mengalami kerusakan yang luas dan tidak dapat diperbaiki, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi yang memberi secara tersembunyi akan mendapat balasan dari Tuhan secara terbuka. Pada hari besar ketika Tuhan semua rahasia akan disingkapkan dihadapan para malaikat dan manusia. Pada saat itu pemberi yang benar akan mendapat pemberi munafik tidak mendapat upah. Mereka sudah mendapatkannya dari adalah sifat Kristus. Sifat ini harus menjadi sifat kita. Yesus memberi dengan tulus tanpa pamrih. Dia memberikan dengan ajaran Yesus dalam hal memberi sedekah harus menghindari dua sikap berikut iniMotif memberi bukan untuk mendapat tidak boleh didepan orang supaya memberi yang benar adalah memberi secara tersembunyi. Tidak ada yang melihat kecuali sipenerima dan karena kasih dan belas untuk kemuliaan Tuhan. Bukan kepujian diri dan kebanggaan. Karena tidak ada yang bisa kita yang kita miliki dalam hidup ini adalah pemberian Tuhan. Keselamatan yang kita terima juga karena pemberian yang memberi secara tersembunyi akan mendapat upah secara terbuka dihadapan malaikat dan Tuhan yang akan mengumumkan semua kebajikan yang telah kita Online Greek Bible. “dikaiosune” Albert. “Commentary on Matthew 62”. “Barnes’ Notes on the Whole Bible”.Ellicott, Charles John. “Commentary on Matthew 62”. “Ellicott’s Commentary for English Readers”. Adam. “Commentary on Matthew 63”. “The Adam Clarke Commentary”Gill, John. “Commentary on Matthew 63”. “The New John Gill Exposition of the Entire Bible”6,575Comments comments Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Matius 63 ITB Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan yang Tuhan Yesus berikan ini begitu kuat menjelaskan agar kita belajar untuk memberi dengan diam-diam, pertama bahwa kita tidak perlu orang lain tahu apa yang kita berikan sebab tujuannya bukan untuk orang tahu melainkan untuk membantu orang-orang yang memerlukan. Dan lebih jauh lagi, kedua, bahkan dalam diri kita sendiri tidak perlu mengingat-ingat apa yang telah kita berikan kepada orang lain. Sesama anggota tubuh kita tidak perlu mendiskusikan apa yang telah kita berikan kepada sesiapapun. Sesungguhnya itu adalah rahasia pemberian yang sejati dan luar biasa. Memberi karena rindu memberi dan bukan karena alasan apapun yang lainnya. Tuhan Yesus sendiri menunjukkan prinsip ini kepada kita dengan beberapa kali mengatakan kepada mereka yang disembuhkanNya agar tidak memberitahukan hal itu kepada orang lain, kecuali mereka yang harus pergi kepada imam untuk memenuhi tuntutan agama mereka maka Yesus pun menyuruh mereka untuk menunaikannya tetapi tidak untuk mendeklarasikannya Matius 84, Matius 930, Markus 144; Yohanes 74. Hal ini sebenarnya sangat mudah untuk dimengerti. Walikota Solo yang mencalonkan diri menjadi Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, bercerita tentang beberapa peristiwa dimana rakyat yang sakit menyebut-nyebut namanya sehingga dibawa ke rumah dinas. Jokowi membasuh tangan, lalu mengusapkannya di wajah orang sakit itu dan kemudian mendoakannya dan ternyata sembuh. Begitu juga berikutnya dia berdoa untuk orang yang kesurupan dan menjadi sadar. Ketika berbagi kisah itu, Pak Jokowi, sapaan akrabnya, dengan tegas meminta agar wartawan jangan memasukkan berita itu ke koran sebab ia tidak mau akhirnya rumah dinas penuh dengan orang sakit dan orang kesurupan. Mengapa? Sebab tujuan dan arah hidupnya adalah menjadi pemimpin untuk kota Solo dan bukannya menjadi tabib atau dokter. Jika keinginan dan tujuan beliau adalah popularitas maka hal ini harusnya didramatisir lagi dalam pemberitaannya, tetapi karena tujuannya jelas bukan untuk itu maka ia hanya mengasihi orang yang sakit itu dan meminta untuk tidak di publikasikan. Itulah alasan yang kuat dan jelas mengapa Tuhan Yesus mengatakan kepada orang yang disembuhkanNya untuk tidak memberitahukan hal itu kepada sesiapapun. Pertanyaannya adalah bagaimana sikap dan apa pula yang menjadi tujuan kita dalam memberi atau melakukan sesuatu untuk orang lain? Sungguh-sungguh mengasihi atau karena menginginkan yang lain? Memberi itu sebagai tujuan atau jalan yang dimanfaatkan untuk tujuan lain? Bapa, betapa tidak mudahnya menelaah dan melakukan hal ini, khususnya ketika ada situasi tertentu yang sepertinya memaksa saya untuk mengungkit dan mengungkapkan yang baik yang telah saya lakukan. Tetapi saya dikuatkan hari ini untuk memerhatikan apa yang menjadi motivasi dan sasaran dari pemberian saya. Biarlah hanya tangan kanan yang tahu, anggota tubuh yang lain tak perlu tahu apalagi menghafal atau mengumbarnya kepada orang lain. Memberi karena memberi sehingga meskipun ada godaan untuk memberitahukan apa yang saya lakukan tak akan berhasil memprovokasi lagi. Tuhan Yesusku telah menjadi teladan yang luar biasa dalam memberi dan tidak mengungkit, tidak pula mengungkapkannya kepada orang lain. Terpujilah Engkau senantiasa ya, Tuhanku. Amen. Lihat Catatan Selengkapnya Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Perihal memberi dan menerima, memang terkadang menjadi dilema, karena begitu banyak orang yang ikhlas memberi tanpa harus melakukan pencitraan dan dengan sikap kerendahan hati, namun banyak sekali sekarang kita lihat pencitraan dalam memberi bantuan kepada orang yang sangat kita dalam kondisi penuh permasalahan selama akibat yang ditimbulkan oleh pandemi covid-19 yang belum selesai sampai detik ini. Doa dan harapan selalu dikumandangkan agar pandemi ini segera usai. Segala cara dilakukan Pemerintah termasuk langkah-langkah pencegahan berskala besar agar tidak banyak yang dampak dan bahaya yang lebih besar akan muncul jika diberlakukan lockdown, maka Pemerintah lebih memilih PSBB alias Pembatasan Sosial Berskala Besar demi keberlangsungan hajat hidup orang banyak. Disamping memperhatikan keselamatan dan kesehatan warga, Pemerintah juga harus fokus pada kondisi ekonomi agar tidak hancur total akibat kebijakan yang salah. Yang penting, semua warga negara Indonesia mematuhi semua protokol kesehatan yang telah dibuat, sehingga kita bisa menjaga diri, menjaga kesehatan dan bisa memutus rantai penyebaran covid-19 dan kita juga bisa menjalankan aktivitas di luar rumah, jika itu memang harus dilakukan di luar tidak dapat dipungkiri bahwa akibat pandemi covid-19, semuanya berubah, kesedihan dan ketakutan membayangi kehidupan kita. Tidak jarang kita menjadi parno. Tau yah parno? Bahasa gaul yang berasal dari kata paranoid, yang artinya suatu keadaan yang berlebihan dalam rasa takut, curiga, khawatir dan menjaga jarak, tidak bersalaman, tidak bersentuhan, saat berbicara harus pakai masker, tidak boleh berkerumun dan semua himbauan Pemerintah harus kita patuhi, termasuk tidak boleh mudik di hari Lebaran nanti, merupakan aturan yang harus kita patuhi jika tidak mau tertular pandemi ini, tidak dapat dipungkiri semakin banyak yang menderita dan membutuhkan uluran tangan dan bantuan dari sesama warga Indonesia. Nah, disaat seperti inilah sedekah kita sangat dibutuhkan oleh sesama kita yang menderita akibat pandemi covid-19. Memberi dan menerima, adalah dua hal yang saling ketergantungan dalam sebuah ekosistem. Memberi sedekah sebuah perbuatan mulia yang akan mendapatkan pahala apabila pemberian kita itu tidak usah diumbar ke muka umum. Pemberian sedekah kita itu hendaknya diberikan dengan iklas hati, tidak pamer, tidak boleh membanggakan diri karena pemberian kasih sayang yang kita berikan telah membahagiakan yang berkesusahan, tidak boleh memamerkan kedermawanan nasehat yang diberikan oleh agama apapun itu. Hendaklah apa yang diberikan oleh tangan kananmu, tidak usah diketahui oleh tangan kirimu! Begitulah nasehat-nasehat orangtua yang harusnya kita pedomani saat bersedekah disaat pandemi seperti kita, sekecil apapun itu, tetapi sangat bermanfaat bagi yang membutuhkannya, sehingga kita bisa menjadi sosok-sosok yang memberikan kebahagiaan bagi sesama kita, atau istilah kerennya, connecting happines di saat pandemi covid-19. 1 2 3 4 Lihat Kurma Selengkapnya

sedekah tangan kiri tidak boleh tahu